Sudahkah hari ini Akangs & Tetehs berkontribusi 3x (tiga kali) untuk Almamater Tercinta???
Go Green Indonesia Ku By Jaringan Hijau Mandiri
Showing posts with label Organizing. Show all posts
Showing posts with label Organizing. Show all posts

Saturday, April 18, 2009

Ade Kadarisman: Sukses Berkat Kekuatan Imajinasi Kita

Sumber: Sukses Berkat Kekuatan Imajinasi oleh Anthony Dio Martin, Psikolog,
penulis buku best seller EQ Motivator, dan Managing
Director HR Excellency


SUKSES BERKAT KEKUATAN IMAJINASI

Teman-teman, jangan meremehkan imajinasi. Imajinasi bukanlah gambaran kosong atau angan-angan tanpa isi. Sejarah telah membuktikan banyak tokoh terkenal menjadi besar berkat imajinasinya yang luar biasa. Imajinasi ternyata mempunyai kekuatan. Albert Einstein pernah mengatakan, "Energi mengikuti imajinasi". Tentu saja, Einstein serius dengan ucapannya. Apalagi Einstein mengamini hukum kekekalan energi. Dia sendiri mengaku telah membuktikannya saat dia ditanya bagaimana dia mampu menghasilkan begitu banyak teori spektakuler, dia menjawab imajinasinyalah yang menjadi salah satu bahan bakar dari idenya itu.

Lantas, bagaimanakah imajinasi yang dihasilkan pikiran kita bekerja? Pada prinsipnya, perlu temen-teman sadari, pikiran kita adalah sebuah magnet yang luar biasa. Pikiran kita mampu menjadi otopilot atas apa yang ingin kita wujudkan, yang kita cita-citakan bahkan yang sekadar
kita imajinasikan. Setiap orang boleh mempunyai mimpi akan masa depan. Mimpi menjadi seorang penulis hebat, misalnya, atau menjadi sastrawan, insinyur, dokter, dan sebagainya. Dalam perwujudan mimpi inilah kekuatan imajinasi berperan. Sekali kita merencanakan dan mematrikan imajinasi dalam pikiran kita, fisik kita pun mulai mencari jalan bagaimana merealisasikan apa yang sudah kita pikirkan.Untuk mudahnya, pembaca, ada dua kisah tentang kekuatan imajinasi yang ingin saya ceritakan di sini. Pertama, kisah hidup Mayor James Nesmeth, seorang tentara yang doyan main golf. Dia begitu tergila-gila dengan golf. Tapi sayang sekali, sebelum menikmati kesempatan itu, dia ditugaskan ke Vietnam Utara.

Sungguh sial, saat di Vietnam dia ditangkap oleh tentara musuh dan dijebloskan ke penjara yang pengap dan sempit. Dia tidak diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan siapa pun. Situasi pengap, kosong, dan beku itu sungguh menjadi siksaan fisik dan mental yang meletihkan baginya. Untungnya, Nesmeth sadar dirinya harus menjaga pikirannya agar tidak sinting. Dia mulai berlatih mental. Setiap hari, dengan imajinasinya, dia membayangkan dirinya berada di padang golf yang indah dan memainkan golf 18 hole. Dia berimajinasi secara detail. Dia melakukannya rata-rata empat jam sehari selama tujuh tahun.

Lantas, tujuh tahun kemudian, dia pun dibebaskan dari penjara. Namun, ada yang menarik saat dia mulai bermain golf kembali untuk pertama kalinya. Ternyata, Mayor James Nesmeth mampu mengurangi rata-rata 20 pukulan dari permainannya dulu. Orang-orang pun bertanya kepada siapa dia berlatih. Tentu saja, tidak dengan siapa pun. Yang jelas, dia hanya bermain dengan imajinasinya. Tetapi, ternyata itu berdampak pada hasil kemampuannya. Nah, inilah kekuatan imajinasi itu. Kisah kedua adalah cerita tentang Tara Holland, seorang gadis yang bermimpi menjadi Miss America sejak kecil. Pada 1994, dia berusaha menjajaki menjadi Miss Florida. Sayangnya, dia hanya menyabet runner-up pertama. Tahun berikutnya dia mencoba, tapi lagi-lagi hanya di posisi yang sama. Hati kecilnya mulai membisikkan dirinya untuk berhenti.

Bulatkan tekad Tapi, dia bangkit dan membulatkan tekadnya lagi. Dia pindah ke negara bagian lain, Kansas. Pada 1997, dia terpilih menjadi Miss Kansas. Dan di tahun yang sama, dia berhasil menjadi Miss America! Yang menarik, adalah saat Tara diwawancarai setelah kemenangannya, Tara menceritakan bagaimana dia sudah ingin menyerah setelah dua kali kalah di Florida. Tapi, tekadnya sudah bulat. Selama beberapa tahun kemudian, dia membeli video dan semua bahan yang bisa dipelajari tentang Miss Pagent, Miss Universe, Miss America, dan sebagainya. Dia melihatnya berkali-kali. Setiap kali melihat para diva meraih penghargaan tertinggi, Tara membayangkan dirinyalah yang menjadi pemenangnya.

Satu lagi yang menarik dari wawancaranya adalah saat dia ditanya apakah dia merasa canggung saat berjalan di atas karpet merah. Dengan mantap, Tara Holland menjawab, “Tidak sama sekali. Anda mesti tahu saya sudah ribuan kali berjalan di atas panggung itu. "Seorang reporter menyela dan bertanya bagaimana mungkin dia sudah berjalan ribuan kali di panggung, ementara dia baru pertama kalinya mengikuti kontes. Tara menjawab, “Saya sudah berjalan ribuan kali di panggung itu" dalam pikiran saya.

Teman-teman, dua kisah nyata di atas menceritakan tentang kekuatan imajinasi. Kita memujudkan apa yang kita lihat dalam pikiran kita. Imajinasi adalah energi. Energi yang kalau diolah terus-menerus akan mewujud dalam apa yang kita imajinasikan itu.

Kekuasaan boleh memenjarakan fisik, membungkam mulut, tetapi sama sekali tidak bisa memasung imajinasi kita. Dengan kekuatan imajinasi, masa depan akan menjadi milik kita sesuai yang kita cita-citakan. Dengan imajinasi, kita bisa menjadi tuan atas takdir kita, I am the master of my fate. Stephen Covey dalam 7 Habits mengatakan kita membuat kreasi mental lebih dulu sebelum kreasi fisiknya. Semakin kuat gambaran mental yang kita miliki, semakin besar energi yang kita miliki untuk mewujudkannya. Sebaliknya, jika kita terlalu banyak membayangkan yang buruk dan negatif, kita menarik energi negatif dan kita semakin ter-demotivasi untuk meraihnya.

Pepatah Latin mengatakan, Fortis imaginatio generat casum, artinya imajinasi yang jelas menghasilkan kenyataan. Dengan demikian, jangan sia-siakan kekuatan imajinasi dalam diri kita. Imajinasi mampu menjadi kendaraan kita menuju apa saja yang kita mimpi dan cita-citakan.

Imajinasi akan mengumpulkan seluruh energi kita untuk mewujudkannya. Dalam aplikasi sehari-hari, dengan imajinasi, kita membayangkan hal-hal positif yang akan kita lakukan dan membayangkan hal-hal positif yang akan terjadi. Betapa kita akan melihat langkah dan tindakan kita mulai mengarah pada apa yang kita bayangkan. Dan…the dreams will come true!

Sumber: Sukses Berkat Kekuatan Imajinasi oleh Anthony Dio Martin, Psikolog,
penulis buku best seller EQ Motivator, dan Managing
Director HR Excellency

Selengkapnya...

Thursday, April 09, 2009

Didin Baharudin Sholeh: Hukum Berpikir Positif Pygmalion

Hukum Pygmalion - Hukum Berpikir Positif Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus. Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan disenangi teman dan tetangganya.

Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik.
* Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi Pygmalion berkata, “Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini.”
* Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, “Kikir betul orang itu.” Tetapi Pygmalion berkata, “Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu”.
* Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba, “Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya.”

Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.

Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik.

Kawan-kawan Pygmalion berkata, “Ah,sebagus- bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu.” Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul. Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya.

Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul.. Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.

Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif.

Misalnya,
* Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itupun akan menjadi ramah terhadap kita.
* Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia betul-betul menjadi cerdas.
* Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan upaya dapat merupakan separuh keberhasilan.

Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion.

Pikiran kita memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau ramalan tergenapi, baik positif maupun negatif.
* Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau bergaul dengan dia, maka akhirnya dia betul-betul menjadi judes.
* Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur.
* Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha, besar sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.

Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau seseorang. Bayangkan, bagaimana besar dampaknya bila kita berpola pikir positif seperti itu. Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain.

Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain. Kita tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain.


Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada kita, jelas itu adalah perbuatan baik. Tetapi jika kita berpikir buruk,kita akan menjadi curiga, “Barangkali ia sedang mencoba membujuk,” atau kita mengomel, “Ah, hadiahnya cuma barang murah.” Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita sendiri. Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak bahagia.

Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur, “Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk memberi kepada kita.”

Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai.
* Kalau kita memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu akan tampak kelabu. Hidup menjadi kelabu dan suram. Tetapi kalau kita memakai kaca mata yang terang, segala sesuatu akan tampak cerah. Kaca mata yang berprasangka atau benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam. Tetapi kaca mata yang damai akan menjadikan hidup kita damai.

Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik. Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain. Berpikir baik tentang keadaan. Berpikir baik tentang Tuhan. Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan.. Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah. Seperti Pygmalion, begitulah.

MAKE SURE YOU ARE PYGMALION and the world will be filled with positive people only…….. ….how nice!!!!
Copy from: http://www.motivasi.web.id/?p=91#more-91


This is BOTRAM's blog:
http://botramminicafe.wordpress.com/
Selengkapnya...

Saturday, April 04, 2009

Rachmat Firmansyah: TERNYATA

ternyata...
semua akan mudah bila ada 'kemauan dari diri sendiri'.

rf

TERNYATA

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh pewawancara, lalu dia mendapatkan pekerjaan tersebut. Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya. Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.

Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik. Ibu menjawab: "Mengapa? Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah. Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur. Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku. Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya? Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah." Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam." Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi. Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: "Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana. Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku." Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah." Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat. Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?" Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit." Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja. *


Wallahu'alam bisshawab

(sumber: KitaCall Bandung)
Selengkapnya...

Didin Baharudin Sholeh: Ini Seharusnya Tidak Boleh Terjadi

Ini seharusnya tidak boleh terjadi.
Baru-baru ini saya mengadakan sebuah konferensi di kota tempat saya tinggal. Bila Anda pernah menyiapkan hal seperti ini, tentu Anda akan menghayati, tantangan yang berat dan melelahkan. Semakin berat tekanan yang kita bebankan pada diri sendiri agar semuanya berjalan dengan sempurna, semakin tinggi keteganggan yang kita rasakan.

Banyak teman menganggap saya adalah seorang petualang. Ya, saya suka bertualang. Mencoba hal baru, bertemu orang baru, belajar budaya baru, dan tentu saja mencicipi makanan khas yang baru di lidah saya.

Namun, saya bukanlah seorang petualang tanpa persiapan. Semuanya sudah saya persiapkan. Mulai dari obat-obatan, budaya daerah yang akan dikunjungi dan situasinya.

Begitu juga saat saya mempersiapkan konferensi ini. Selama satu atau dua tahun saya berkutat dengan ide konferensi ini hingga saya rasa beres semuanya. Saya mendekati calon pembicara utama dan memastikan kehadiran mereka di konferensi. Saya memesan lokasi konferensi dan menu makanan berbulan-bulan sebelumnya.

Malam hari sebelum pertemuan, saya beserta sekretaris mengunjungi lokasi acara untuk memastikan segala sesuatunya telah sesuai. Akan tetapi, yg kami temukan adalah bencana. Bersama-sama kami menghabiskan beberapa jam untuk menyiapkan ruangan baru dan menata ulang. Saya berpikir, ini seharusnya tidak boleh terjadi.

Setelah selesai, saya kembali dirumah, dan kembali bencana. Pembicara utama membatalkan kehadirannya di konferensi kami. Ada kerabatnya yang meninggal dunia. Yah.. saya tidak bisa menyalahkan beliau, bahkah saya berempati atas kemalangan yang dialaminya. Namun, saya tetap berpikir, ini seharusnya tidak boleh terjadi.

Pada hari H, pembicara yang lain menyatakan tidak nyaman dengan kursi kaku untuk demonstrasinya, dia hanya bisa bekerja dengan baik bila menggunakan sofa. Jujur, dalam hati saya mengumpat. Dia tahu apa yang dia butuhkan, tetapi kenapa tidak bilang dari awal. Saya kan bisa mempersiapkan terlebih dahulu. Sekali lagi, berkelabat dalam pikiran saya, ini seharusnya tidak boleh terjadi.

Pada akhirnya konferensi ini selesai juga dengan sukses, walaupun begitu banyak insiden yang seharusnya tidak boleh terjadi. Saat saya kembali kerumah, saya mampir untuk segelas kopi hangat. Di sebuah toko terdapat papan tulis dengan tulisan yang seolah-olah ditujukan pada saya.

"Hidup ini bukanlah 'Seharusnya....' Hidup adalah kenyataan yang ada." Semoga cerita ini dapat membantu kita untuk lebih toleran terhadap keinginan orang lain, mengobati luka kecewa karena harapan kita untuk sempurna tidak tercapai. Banyak kejadian yang tidak terduga, namun bila sudah terjadi, mengumpat atau marah pada dunia dan mengatakan bahwa ini seharusnya tidak terjadi, tidak akan menyelesaikan masalah.


by George W Burns
Copy from: http://motivationalstory.blogspot.com/2008/09/ini-seharusnya-tidak-boleh-terjadi.html

This is BOTRAM!'s blog:
http://botramminicafe.wordpress.com/

Selengkapnya...

Thursday, April 02, 2009

5 Powerful Steps To Change Mindset & Instantly Increase Productivity

by Justin Noertker
Productivity is the KEY to succeeding in business as well as in life. Even if you put many hours into your work, if you do so unproductively, then you can expect to achieve poor results, if any results at all. Why is this? Well, let me assure you that you already know the answer.

Productive work requires that you take action while you are in a positive state of mind that perfectly coalesces with the action you are taking. This means that you are laser focused in your mind on the action that you are taking while you are in the process of doing so. Your thoughts are unwavering in their intention to create the best possible creation that you can. You are not distracted, you are not bored, and you are not worrying if you should be taking this action to begin with. Lastly, you are having fun doing what you're doing. It puts a positive twist on your day.

When the actions that you take are accompanied by a negative mindset, your productivity will absolutely go down. This is simply because you will begin thinking about other things. Your attention to your action deteriorates. When this happens, the action that you are taking becomes less powerful, less focused, and less productive. In addition, you have unknowingly begun a negative trend that will directly affect future action in a negative manner. It is simply the way it works.

There is a certain series of thoughts that we all have going on in our head. These thoughts are different for each of us, but they are very familiar and specific to us. They are familiar because we tend to think them all the time. It is like a movie reel playing the same scenes again and again. Over and over, day after day, we think these same thoughts. When we think unproductive thoughts often, it will cause us to often act in an unproductive manner. The opposite is also true. That is why it is so important to pay attention to your thoughts and take charge of them to fit into your mold of what you really want to be thinking...positive and productive thoughts.

So, when it comes to productivity there is no single thing more important than for you to begin paying attention to what you are thinking while you're taking action. Here are 5 simple and powerful steps for you to take to begin changing your mindset and increasing your productivity.

1.
Make A List: Make a list of the unproductive thoughts that you find yourself thinking on a daily basis. Be honest with yourself. Nobody will judge you because nobody other than yourself will see this list. Be thorough and specific.

2.
Expand Your List: Take your list of thoughts and expand on each one by asking the following questions: Why do I think this thought? What does this thought do to my overall general attitude? What is a better thought that I can think to replace this one?

3.
Burn the Bridges: Put the negative and unproductive thoughts deeply into the past. Realize that you may have had them at one time, but that does not in any way mean that you are destined to have them again. You have the choice of what to think. Make the choice to think positively and productively!

4.
Make New Habits: Building new habits is as easy as deciding to do so. A habit is simply a thought translated into action over and over. So to make new habits, take your new and more productive thoughts into mind and act them out. It's that simple.

5.
Promise Yourself: Make a promise to yourself that each time you catch yourself thinking one of those negative and unproductive thoughts you will realize it, remember that you've found a way past it, and take the mental action required to again put it in the past, burn the bridge, and rejuvenate the strength of your new, more productive, habit.

Get ahead of your competitors by learning things that they simply are not learning. Your mindset has more to do with your success than any other single thing or action that you take.

>>> About the Author
Justin is an experienced online marketer and also spends much of his time helping others in their success through coaching, e-books, and articles.

Selengkapnya...

Didin Baharudin Sholeh: Kenapa mesti susah kalau bisa gampang?

Pada suatu hari Sherlock Holmes dan Dr. Watson pergi berkemah. Selagi berbaring di kantung tidur, sambil memperhatikan bintang-bintang di angkasa, Holmes berkata pada Watson. "Watson, sahabatku. Ketika kau melihat bintang di angkasa, apa yang ia ceritakan padamu?"

Watson memandang langit, sambil berpikir sesaat, akhirnya ia menjawab, "Begini, dari sudut pandang meteorologi, berarti langit cerah, tidak berawan, menandakan kita bisa melewati malam ini tanpa gangguan hujan. Tidak terdapat kabut disekitar kita, berarti esok hari akan cerah juga. Memang tiupan angin cukup kuat, namun langit tidak menunjukkan akan
adanya cuaca buruk esok hari."

"Dari sudut pandang kelautan, bintang-bintang ini membentuk formasi yang dapat membantu navigasi. Membantu para penjelajah untuk menaklukan sisi yang paling gelap dan menakutkan yang belum pernah di kunjungi."

"Dari sudut pandang astronomi, bintang-bintang bercerita tentang jutaan triliun dunia di luar sana yang tak akan pernah kita kenal. Galaksi demi galaksi terbentang ribuan bahkan jutaan tahun cahaya jauhnya."

"Secara spiritual, langit berbintang memberitahuku, bahwa ada pencipta agung diluar sana. Dengan memandangi bintang, mengangkat semangat spiritual ku."

"Dari sudut pandang pribadi, mereka membuatku menjadi merasa kecil dan kurang penting. Aku merasa seperti bintik kecil di tengah luasnya alam semesta. Aku menjadi merasa rendah hati dan menghilangkan pikiran-pikiran sombong"

Untuk beberapa saat Watson terus berbicara. Akhirnya, di ujung monolognya itu, sambil memiringkan badannya mengalihkan pandangannya dari bintang pada Sherlock, ia bertanya, "Lalu, ketika kau menatap bintang, apa yang dikatakannya padamu, holmes?"

Holmes menyedot pipanya dalam-dalam, berhenti sejenak untuk mengepulkan bulatan asap, dan menjawab, "Mudah saja, Watson sahabatku. Saat aku memandangi bintang di langit, aku tahu bahwa seseorang telah mencuri tenda kita."

Kadang kali kita menjadi Watson, terlalu banyak menganalisa, terlalu filosofis, membuat kehilangan sisi praktis dalam kehidupan kita. Terlalu berbelit-belit, hingga point penting tidak tersampaikan.

Cerita diatas juga mengingatkan kita, agar dapat melihat titik permasalahan (root cause) dalam setiap problema. Dengan melihat titik permasalah yang tepat, akan mudah atau lebih mudah dalam kita menyelesaikan permasalahan.

So, pembaca yang budiman. Hidup ini sudah cukup rumit dengan segala permasalahannya yang ada. Janganlah tambah kerumitan tersebut..

Sukses Selalu.

Copy from: http://motivationalstory.blogspot.com/2008/10/kenapa-mesti-susah-kalau-bisa-gampang.html

This is BOTRAM!'s blog:
http://botramminicafe.wordpress.com/
Selengkapnya...

Thursday, February 26, 2009

5 Organizing Tips to Simplify Bill Paying by Marilyn Bohn

When the weather is cold I love turning up the furnace. I am glad I wasn't a pioneer because I love my electric blanket and warm showers. In the summer it is nice to step into our home and feel the cool air when it is hot outside. But having heat and air conditioning means there is a bill to pay for these services. Bill paying can be an arduous task. Here are 5 organizing tips to simplify bill paying.

When the mail comes sort through it using my 4-D Plan. These aren't in any particular order; it depends on what piece of mail you pick up first.

1. Delegate-if it isn't your mail hand it off to the person who received it.

2. Do-if it is something that can be done in less than 2 minutes and you have the time right then, do it. This could be to RSVP for an event or make an appointment for the dentist that you received a reminder for.

3. Deliver-if it is something that is going to take more time; put it in a folder or in a basket on your desk for you to take action on when you have more time.

4. Done-when a bill arrives put it in the folder in your filing system labeled Bills to Pay. You don't have to take any action until the day you have set to pay your bills.

I recommend paying bills on line. Set up a bill paying system through your financial institution. It is fast, easy and secure. Instead of getting paper invoices from utility and other companies ask them to send you paperless invoices. Make a folder for these bills and move the invoice to the folder until your scheduled bill paying day.

You can also have bill paying set up automatically. The financial institution will automatically withdraw and pay the amount you have designated to the specific vendor.

If you receive paper invoices here are 5 organizing tips to simplify bill paying:

1. After you have separated your bills from your other mail the first step is to place the pending bills in the Bills to Pay folder. This process is done both with paper received in the mail or with notification emails received.

2. Calendar specific days you are going to pay the bills each month. Most of the time bills that arrive don't have to be paid immediately.

3. Keep all of your bill paying essentials together. This will save you time and make it effortless. Some supplies to have are: your check book, envelopes, stamps, pens, pencils, a calculator, and return address labels.

4. As soon as you pay each bill, immediately record the payment in your check register or computer software register.

5. Mark your invoice with the date and amount paid. Clip all paid bills together and either make a folder Bills Paid or put them in the Bills to Pay folder. Because they are clipped together they won't get mixed up with the other bills that are pending.

Keep these paid invoices for one month. When you receive your bill the next month it is convenient for you to reconcile any question on payment. Then you can throw away the old bills that have been paid. If you need them for tax purposes, file them in your tax folder.

Bill paying will probably never be pleasant but with these simple organizing tips bill paying can be organized and less of a hassle.


About Author

Marilyn is a creative organizer who has been organizing for over 20 years. She is a member of the National Association of Professional Organizers and is working towards becoming a Certified Professional Organizer. Professionally she has been organizing homes and offices for two years. She holds a bachelors degree in Social Work. She has reared five daughters and currently lives in Utah.

Selengkapnya...

Custom Search