Sudahkah hari ini Akangs & Tetehs berkontribusi 3x (tiga kali) untuk Almamater Tercinta???
Go Green Indonesia Ku By Jaringan Hijau Mandiri

Wednesday, April 08, 2009

Pemimpin seperti apakah yang kita inginkan..?

Pemimpin seperti apakah yang kita inginkan..?
Dialah pemimpin yang sebetulnya tidak ingin jadi pemimpin
Pemimpin yang layak dipilih ialah pemimpin yang dalam hatinya tidak ingin dipilih,
Adakah pemimpin semacam itu..? ADA, tetapi tidak mudah menemukannya
Keberhasilan suatu bangsa menemukan pemimpin dengan kulaita itu adalah rahmat bagi negaranya.
Itulah pemimpin yang sepi dari pamrih kekuasaan
Berkuasa hanya sekedar untuk menyalurkan hasrat kebaikannya, itu pun jika terpaksa

Artinya Dia tidak menawar-nawarkan diri, melainkan keadaanlah yang memanggilnya

Semua orang berhak memakai alasan yang sama
Semua pihak boleh mengaku dirinya terpanggil

Tapi panggilan yang sesungguhnya tidak datang begitu saja
Pribadi yang terpanggil itu adalah pihak yang kebersihan hidupnya bisa dilihat sepanjang hayat, tidak Cuma kalau pemilu hendak tiba
Orang yang terpanggil dan orang yang minta dipanggil sungguh jauh bedanya
Yang satu memakai kebaikan sebagai tujuan, yang lain memakai kebaikan Cuma sebagai atas nama
Yang satu memaknai kekuasaan sebagai sarana yang lain memaknai kekuasaan sebagai tujuan.
Dan diperlukan lebih dari sekedar demokrasi sebagai perangkat untuk menemukannya
Kenapa..?
Karena demokrasi adalah cara yang juga yang tak sama sekali lepas dari kekeliruan.
Demokrasi tidak sanggup menerobos hingga jauh ke dalam sampai pada niat dan kejujuran
Tidak mudah mengamati niat baik ini..
Karena kesulitannya tidak Cuma datang dari mata para awam, tetapi juga dari diri sendiri.
Niat itu ketulusannya amat sulit diteliti bahkan oleh diri sendiri.
Oleh Al Ghazali kesulitan itu disetarakan dengan melihat semut hitam yang bejalan di batu hitam di tengah gelap malam
Apakah ada sekarang ini pemimpin yang sanggup meneliti kemurnian niatnya setara dengan apa yang diisyaratkan Al Ghazali,
Ini sungguh persyaratan yang amat tinggi…
Dan apa jadinya jika tidak banyak yang bisa memenuhi atau malah tidak ada sama sekali
Baru di dalam kontek semacam itulah demokrasi menawarkan harapan
Ketika sulit mencapai yang ideal, demokrasi menawarkan pilihan yang rasional,
Karenanya rakyat masih memiliki ruang untuk memilih.
Setidaknya siapakah dari calon pemimpin itu yang lebih besar timbangan niat baiknya.

Jika terlalu rumit bagi awam untuk menimbang, setidaknya mereka bisa melakukannya dengan doa.
Doa publik sungguh besar sekali kekuatannya untuk mencegah datangnya pemimpin yang keliru dipilih

Sumber: Smartorial dari Smart FM 95.9Mhz 2 April 2009 pukul 6.45
Direkam dan ditulis oleh dedemeki www.fai-kao.com

1 comment:

Sampaikan komentar Akangs & Tetehs tentang posting di atas.

Custom Search